Pesan Sekarang paket liburan anda,,
Jangan Biarkan Anda Tidak Jadi Wisuda,,,
  • Bunga bangkai (Amorphophalus Titanum) adalah bunga langka dan hanya ada di negara indonesia hanya mekar paling lama 7 hari dan tidak selalu ada yang mekar di lokasi hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang ada di wisata batu katak.
  • Jembatan gantung ini berada di ketinggian kurang lebih 15 meter dan berada diatas sungai yang mengalir begitu lumayan deras, jika anda berada di jembatan ini akan sangat terasa sejuk udara yang berhembus kencang yang di bawa oleh air sungai yang berada di bawah jembatan gantung ini.
  • Pemandian yang ada di Wisata Batu Katak airnya sangat jernih serta airnya yang mengalir lumayan deras namun masih bisa direnangi oleh anak-anak karena di pemandian ini ada yang agak dalam dan ada juga yang dalam. Biasanya pemandin ini paling ramai dikunjungi pada hari sabtu dan minggu. Di Wisata Batu Katak juga ada yang meyewakan ban dengan harga relatif murah yaitu cuman 10.000, bebas mau berapa jam memakainya, pokoknya ingat untuk mengembalikannya lagi ya,,. Nah apa lagi ayo,, ke Wisata Batu Katak,,
  • Gua air yang ada diwisata batu katak ini panjangnya yaitu 750 meter dan di dalam goa mengalir air pegunungan yang tidak dalam, di dalam goa ini ada banyak batu stalatmit berwarna kuning yang dapat memantulkan cahaya kamrea sehingga seolah-olah batu ini bercahaya jika anda senter atau kena pantulan cahaya kamera.
  • Bunga Raflesia yang juga berbau bangkai dan juga termasuk species bunga amorphophalus titanum adalah bunga langka dan hanya ada di negara indonesia dan juga hanya mekar paling lama 7 hari dan tidak selalu ada yang mekar di lokasi hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang ada di wisata batu katak

Survei Lintas Traking di Eko Wisata Batu Katak

Pada tanggal 1 juli 2015 sekitar jam 11 tim ranger/guide eko wisata batu katak bersama dengan tim ranger/guide wisata bukit lawang yang telah bekerjasama melakukan survei lintas traking di Eko Wisata Batu Katak.
  Jumlah keseluruhan yang ikut dalam rangka survei ada 13 orang, tetapi yang melakukan survei ke lapangan hanya 7 orang termasuk saya yang kami memulai perjalanan atau garis start perjalanan adalah dari desa batu jonjong lebih tepatnya dari green warung hingga memasuki jalan menuju goa air dan juga memasuki dan melewati goa air juga melewati daerah pengkerukan yang ada di ujung goa air serta melakukan survei hingga ke kampung bandar setia dan melanjutkan perjalanan survei ke muara sungai simbelang dan menghentikan perjalanan di muara sungai sembelang tersebut dimana yang 6 orang lagi telah menyiapkan makan malam serta kamping di dekat pingir muara sungai sembelang yang nantinya semua tim akan bermalam di sana satu malam. 
     Perjalanan survei ini lumayan melelahkan dimana kami harus banyak melewati naik-naikan dan juga turun-turunan gunung serta melewati beberapa anak sungai yang airnya mengalir lumayan tenang serta banyak melewati pepohonan hutan maupun pepohonan karet milik masyarakat, sesekali kami dapat melihat orang utan dan monyet yang bergantungan di atas pohon. Pada pinggir sungai sebelum dakian gunung yang mulai dekat dengan gua air kami pun melakukan istirahat kurang lebih 1/2 jam untuk mengumpulkan tenaga kamipun minum dan duduk manis sambil berbincang-bincang mengenai hasil perjalanan survei. Setelah itu kamipun melakukan perjalanan survei, namun tidak berapa lama kami menemukan bunga raflesia diatas gunung yang belum mekar yang di perkirakan bunga tersebut mekar 5 hari lagi, kamipun mengukur dengan teliti kalau ketinggian bunga tersebut 280 cm, dan kamipun memperkirakan kalau diameter bunga ini jika mekar yaitu sekitar 2 meter, setelah kami meneliti bunga raflesia ini kami pun mengambil photo bunga ini dan kami juga photo bersama di dekat bunga raflesia (bunga bangkai) tanpa menyentuhnya sama sekali. Dan kamipun melakukan perjalanan survei, setelah sekian lama kami berjalan atau sekitar 1 jam akhirnya kami sampai di goa air tepatnya d depan lobang atau pintu masuk goa air,dan salah satu di antara kami mengatakan istirhat dan makan siang dulu dan akhirnya kami pun setuju dan kamipun istirahat dan makan siang bersama karena kamipun telah membawa bekal kami masing-masing di tas kami masing-masing.  Setelah kami makan siang dan istirahat kamipun melanjutkan perjalanan survei, dan kamipun memasuki gua, di dalam gua ini mengalir air yang dari atas gunung dengan ketinggian air antara 1 meter s/d 1 1/2 meter itupun jika tidak hujan deras kalau jika hujan deras maka goa ini tidak bisa dimasuki karena goa ini penuh dengan air mengalir, panjang goa ini adalah 750 meter dengan diameter terowongan antara 4 meter s/d 8 meter, lama perjalanan mulai dari lobang pertama sebagai pintu masuk hingga sampai ke lobang akhir sebagai pintu keluar adalah 1 jam jika di tambah dengan waktu pengambilan foto-foto bisa memakan waktu perjalanan secara total yaitu sekitar 2 jam. Di dalam goa ini banyak kami temukan batu stalatmit yang dapat berupa warna kuning dan hitam, untuk batu stalatmit warna kuning jika di senter seolah menyala karena batu ini memantulkan cahaya dan sangat indah jika di jadikan bacground foto. Di atas bagian dalam goa ini banyak kami lihat bergelantungan kelelawar namun tidak mengganggu kami, kami juga tidak lupa mengambil photo kelelawar yang bergelantungan tersebut dan kami juga photo bersama di dalam gua. Setelah kami berjalan di dalam terowongan goa ini selama 2 jam lamanya akhirnya kamipun sampai di lobang akhir sebagai pintu keluar goa ini dan akhirnya kamipun keluar, namun di pintu keluar goa ini lumayan kecil.sehingga hanya bisa di lalui satu orang maka kami pun keluar secara bergantian dengan tas di pegang dan saling oper tas ke pada kawan yang telah keluar (kerjasama tim).
     Kamipun tidak menghentikan langkah kami karena kami mendengar ada suara mesin diesel yang ternyata kami lihat mesin itu di gunakan untuk menyedot air dari sungai yang nantinya nanti di gunakan untuk meyiram batu-batu yang bercampur pasir untuk memisahkan antara batu, pasir dengan emas  (Tambang Emas), dan sehingga membuat anak sungai yang airnya mengalir menuju masuk goa air menjadi keruh, pantesan air yang di goa air keruh saya lihat. Kami melihat jumlah orang yang bekerja ada tiga orang jumlahnya kamipun mendekati namun mereka tidak menegur kami tetapi salah satu diantara kami mengur tetapi mereka tidak menghiraukan karena mungkin mereka takut jika kami akan melaporkan mereka ke pihak yang berwajib, dan saya pun secara sembunyi-sembunyi mengeluarkan kamera saya untuk mengambil foto mereka dan lingkungan tempat mereka bekerja secara diam-diam, setelah saya mengambil foto lingkungan tempat mereka melakukan tambang emas serta beberapa foto mereka juga berhasil saya ambil namun pada saat saya mengambil foto mereka yang terakhir saya terlihat dari salah satu dari mereka kalau saya sedang mengambil foto mereka, dan  diapun melarang saya untuk mengambil foto di daerah penambangan tersebut dan dia juga menyuruh saya untuk menghapusnya dan saya pun mengatakan iya saya menghapusnya lalu saya mengotak-atik kamera seolah-olah menghapus namun saya tidak menghapusnya dan saya katakan kepadanya saya telah menghapus foto tersebut dan dia pun menatap saya dengan muka marah namun dia tidak membalas ucapan saya kalau saya telah memghapusnya kemudian saya pun pergi menyusul anggota tim penyurvei yang telah menanti di dekat rumah punya penambang emas kamipun sambil istirahat dan berbincang-bincang mengenai penambang emas tersebut yang telah merusak alam.
   Tidak berapa lama kamipun melanjutkan perjalan survei kami menuju kampung atau desa bandar setia yang tidak seberapa jauh dari daerah pengkerukan (daerah penambangan emas yang dilakukan 3 orang tadi) hanya kurang lebih 1 kilo meter, sambil kami berjalan kami juga sambil berbincang-bincang mengenai hasil survei kami dan apa langkah yang tepat untuk lintas traking yang telah kami lalui seperti mengarahkan kemana lintas traking yang bisa di lalui dan membagi lintas trak menjadi dua yaitu lintas yang mudah dan lintas yang menantang. Setelah beberapa lama akhirnya kamipun sampai di desa bandar setia dan kami melihat beberapa rumah masyarakat yang lagi sunyi karena masyarakatnya masih bekerja ke kebun dan belum pulang, ternyata saya lihat rumah di desa bandar seti tidak begitu banyak karena ini adalah desa kecil. Setelah kami melewati desa bandar setia dan tidak berapa lama kami jumpa.di persimpangan pertama dan kamipun berbelok sebelah kiri dan mendaki gunung dengan jalan tidak begitu miring kemiringan paling kurang lebih 30 derajat, dan kamipun sempatkan photo bersama dam selfie diatas gunung tersebut karena kita dapat melihat gunung lain dengan bebas tanpa di halangi pepohonan dari atas gunung ini dengan indah. Setelah foto bersama dan selfie kamipun melanjutkan langkah kami dan tidak seberap jauh dari tempat kami photo tadi menemukan jalan simpang ke dua, dan kamipun memutuskam istirahat sebentar. Dan tidak berapa lama kami melanjutkan perjalanan kami untuk menuju muara sungai simbelang yang bermuara ke sungai berkail karena 6 anggota dari tim telah memasang tenda kamping dan juga telah menyediakan minum dan makan untuk malam nanti, kamipun menuruni gunung dengan memilih jalur turun gunung yang lumayan menantang atau lumayan curam, dan kamipun sampai di sungai berkail dan kamipun berbelok ke kiri umtuk menuju muara sungai skelam di mana di sana telah di sediakan tempat kamping oleh anggota tim lain, dan kamipum berjalan dengan mengikuti arus air yang mengalir menuju arah desa batu jonjong atau yang mengalir menuju pantai sungai pemandian eko wisata batu katak yaitu sungai batu kapur, dengan berjalan di pinggir sungai sambil sesekali menyebrang sungai untuk menghindari sungai yang dalam dan agar tetap berjalan di pinggir sungai, dan tidak berapa lama kamipun sampai di tenda kamping yang telah di sediakan dan gerimispun turun begitu kami sampai dan kamipun beristirahat dan minum serta berbincang-bincang sambil menikmati suara gerimis yang berbunyi di dedaunan pohon dan di atas tenda kamping sambil memandang-mamdang air yang mengalir lumayan deras di depan muara sungai simbelang
Nama: Dion
Fb: Putera Rantau
iklan_samping_blog_kiri
iklan_samping_blog_kanan